Laman

Senin, 21 November 2011

tangisanmu membuatku pilu

Dan akhirnya terjatuh juga air mata itu. air mata yang mewakili sejuta rasa. ketika semuanya sudah tidak ada yang dapat dipercayai, lalu kepada siapa lagi mereka harus mengadu? hanya TUHAN yang senantiasa iringi langkah setiap umatnya. semuanya seperti hancur remuk bagai secarik kertas yang telah penuh dengan tinta keluhan seorang sahabat. YA ! Mereka yang tadinya beranggapan bahwa semuanya akan baik-baik saja. namun kini? apa yang telah terjadi? apa ini hanya mimpi? sayang sekali ini bukan mimpi. mungkin saja ini ujian TUHAN untuk menguji seberapa besar rasa sayang diantara kalian? atau mungkin ini ujian untuk melatih kedewasaan di usia yang ke 17? Ya, semuanya mungkin saja. Namun, penghianatan seorang sahabat memang sulit sekali termaafkan. bahkan ada pepatah mengatakan, "sekali kamu berbohong, maka selamanya kamu dianggap pembohong". dan mungkin inilah pembuktian dari pepatah itu. merasa diri paling baik, membuat satu sama lain berjauhan. keegoisan masing-masing yang tak dapat di terima lagi sudah barang tentu menjadikan alasan mereka saling bertikai sekarang. namun, akankah selamanya mereka seperti ini? tetap bertahan dengan keegoisan masing-masing tanpa memperdulikan satu sama lain?
hatiku pilu sekali melihat si (A) dengan si (B) menangis karena hatinya sudah tak sanggup menahan semuanya. seberat itukah masalah mereka? aku tak tau bagaimana rasanya jadi mereka. karena tak kan pernah ada seseorang pun yang dapat mengerti perasaan sama seperti apa yang anda rasakan. yang membuatku terharu, ketika salah satu diantara A dan B sakit, rasa perduli satu sama lain diantara mereka tak hilang. sudah seperti saudara sekandung saja mereka. aku bangga dengan persahabatan mereka. ya, mungkin itula persahabatan yang tulus. yang tak saling membicarakan aib sahabatnya kepada banyak orang, melainkan saling menutupi kekurangan masing-masing dan mengisinya agar terlihat sempurna. bukan sebuah geng keren dengan para diktator penguasa sekolahlah yang dapat menguasai apapun yang mereka inginkan, tetapi sebuah rasa persahabatan yang tulus yang dapt mengalahkan segalanya.

suatu saat nanti, bila semuanya telah berakhir, ingatlah ! kalian para diktator akan menyesal dengan apa yang telah kalian lakukan selama ini. jangan pernah kalian bilang kalau mereka yang salah. lihatlah diri masing-masing. introspeksilah dengan kesalahan yang telah di perbuat. semuanya akan kembali baik-baik saja apabila sifat egois itu telah dapat di belenggu oleh tulus cinta rasa perduli antara satu sama lain.
ini bukan sebuah artikel cacian, makian, ataupun hanya sekedar curhatan belaka. ini adalah sebuah realita kehidupan yang tak dapat kita tiadakan keberadaanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar